Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) mengingatkan jajarannya untuk tidak membangun sebuah kepalsuan karena hanya akan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Tampilkan apa adanya agar mendapat koreksi sehingga bisa diperbaiki kekurangannya sebab penghargaan bukanlah tujuan utama. Kalaupun ada penghargaan, itu untuk masyarakat, pintanya pada penilaian lomba Kecamatan Sayang Ibu (KSI) Tingkat Sulsel yang dipusatkan di Kecamatan Pa’jukukang.
Penilaian lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI) tersebut dilakukan tim penilai pada hari Sabtu, 10 Oktober 2009 yang dipimpin Dr. Mappatoba dari Dinas Kesehatan Propinsi SulSel. Kedatangan tim berjumlah 5 orang itu disambut Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng (Hj. Lies F. Nurdin) dan pengurus organisasi wanita di daerah berjarak 120 Kilometer arah selatan Kota Makassar tersebut. Bupati Bantaeng mengatakan, dari sisi infrastruktur daerah ini masih memiliki keterbatasan. Meski begitu, pihaknya melalui Dinas Kesehatan Kabupaten telah menjabarkan fungsi Puskesmas yang diharapkan akan menyebar hingga ke tingkat desa (Puskesmas Pembantu).
Bila pelayanan kesehatan sudah tersebar hingga ke tingkat desa, tidak perlu semua penderita langsung ke rumah sakit karena pertolongan sudah bisa dilakukan di Puskesmas. Dengan begitu, terang Nurdin, kita akan mengubah paradigma dari hospital based menjadi community based. Selain Puskesmas, Bantaeng juga membangun Posko Penanganan Bencana yang dilengkapi fasilitas kendaraan Ambulance siaga.
Untuk antisipasi dini, Desember 2009 akan diresmikan fasilitas tanggap darurat. Di lokasi ini sudah ada PMI, Sosial, Pemadam Kebakaran dan dokter yang akan menangani operasi kecil di atas mobil Ambulance. Ia kemudian memuji Kecamatan Pa’jukukang yang memiliki tingkat kematian ibu hamil yang paling rendah (nol) dibanding kecamatan lainnya, padahal kecamatan ini merupakan kecamatan termiskin di Kabupaten Bantaeng. Sebagai antisipasi perkembangan ke depan, Rumah Sakit Bantaeng yang kini memasuki usia 80 tahun kini dilengkapi sejumlah dokter ahli. Sebelumnya, Rumah Sakit ini meminjam dokter bila ada penanganan darurat.
Bupati Bantaeng berharap, 2010 akan diletakkan batu pertama sebagai tanda pembangunan rumah sakit modern di kawasan selatan Sulsel. Rumah sakit internasional berlantai 5 yang juga diharapkan menjadi tourism hospital ini dibangun di atas lahan hasil revitalisasi pantai. Ini dilakukan untuk membenahi pelayanan dasar masyarakat, urainya. Sebelumnya, Ketua Tim Penilai GSI SulSel menguraikan pelaksanaan kegiatan penilaian untuk merangsang masyarakat melakukan gerakan kesehatan sehingga kita dapat mengurangi kecelakaan bagi ibu-ibu hamil. Ia mengakui, data menunjukkan, kematian ibu hamil masih lebih tinggi terjadi di rumah sakit, terutama di daerah-daerah, termasuk di Kabupaten Bantaeng yang tingkat akumulasi kematian ibu hamilnya masih tinggi. Melalui kegiatan Gerakan Sayang Ibu, ia berharap, kecenderungan tersebut bisa ditekan serendah mungkin untuk memberikan harapan hidup yang lebih baik, tandasnya.
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our