Computer Application, Maintenance and Supplies

Sunday, October 11, 2009

lagi-lagi Korea mencari Kapuk

Pengusaha Korea Selatan (Korsel) dari kelompok usaha Mirae Tech menyatakan butuh biji kapuk berjumlah 2000 ton/bulan. Biji kapuk tersebut akan diolah menjadi pakan ternak sapi, ethanol dan berbagai jenis lainnya. Keinginan itu dikemukakan Kyung Wook Min (CEO Mirae Tech Co. Ltd.) saat melihat langsung perkebunan kapuk milik masyarakat di Kecamatan Bissappu dan Sinoa pada hari Sabtu, 10 Oktober 2009.



Kyung Wook yang datang bersama Eum Young Min dan Lim Nam Sik diantar langsung Camat Bissappu (H. Bohari) dan Camat Sinoa (Faisal) menyaksikan perkebunan kapuk milik masyarakat. Hampir semua kecamatan di kabupaten berjuluk Butta Toa ini memiliki potensi pengembangan kapuk, namun Bissappu dan Sinoa dinilai memiliki lahan yang lebih luas. Karena itu, investor Korea tersebut diarahkan ke kecamatan itu, terang Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) saat menerima tamu dari negeri ginseng tersebut di rumah jabatan Bupati Bantaeng.

Bupati juga menyambut baik kedatangan pengusaha Korsel yang dalam jangka panjang akan membangun industri pengolahan biji kapuk di daerah ini. Bila pengusaha Korsel itu bisa mewujudkan pembangunan industri biji kapuk tersebut, tentunya akan menjadi peluang baru bagi masyarakat sebab selama ini biji kapuk terbuang percuma. Menjawab pertanyaan, Nurdin Abdullah mengatakan, saat ini sudah siap 500 hingga 1000 Ha lahan yang sudah ditanami kapuk. Tanaman yang juga digunakan untuk pembuatan kasur dan bantal oleh masyarakat itu juga banyak di Kecamatan Gantarang Keke dan Pa’jukukang.

Ia optimistis, besarnya potensi tersebut mampu menyuplai kebutuhan industri yang hanya butuh 2000 ton/bulan. Dua Kecamatan yakni Bissappu dan Sinoa saja sudah lebih, belum lagi di Gantarang Keke dan Pa’jukukang, urainya. Menyinggung soal harga, Kyung Wook Min membuka harga Rp 1.200/kg. Ia berpesan kepada pengusaha Bantaeng yang akan menjadi mitranya agar bersikap jujur sebab pihaknya tak segan-segan memutus kontrak bila terjadi kecurangan, terutama soal timbangan dan kondisi biji kapuk.

Kalau dia basah, satukan dengan yang basah. Demikian pula dengan yang kering. Dan jangan pernah mengurangi timbangan karena itu perbuatan yang tidak terpuji, pesannya sembari mengemukakan pemutusan kontrak dengan pengusaha India karena masalah sepele seperti itu.

0 komentar :

Post a Comment

Your comments are inputs for our