Ribuan pohon alpukat di Desa Bonto Rannu dan Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng terserang hama. Pohon yang terserang hama tersebut mengalami kering batang hingga daun. Camat Ulu Ere (Syamsuddin. S) mengatakan, serangan hama yang mematikan itu terjadi beberapa bulan belakangan sehingga sangat merugikan masyarakat. Selama ini, setiap pohon menghasilkan Rp 300 ribuan, ujarnya.
Pasarnya pun sudah jelas, selain dipasok ke toko buah dan supermarket di Makassar. Alpukat Bantaeng juga dikirim ke Kalimantan dalam jumlah besar. Namun, sejak hama menyerang, tanaman ini tinggal beberapa pohon saja yang tersisa. Menurut data Dinas Pertanian dan Kehutanan, jumlah pohon alpukat yang selama ini berproduksi mencapai 7000-an pohon, namun kini satu persatu mati kering, tambah Kamrah dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng. Ia mengatakan, penyakit yang menyerang pohon alpukat tersebut sudah berhasil diidentifikasi tim ahli yang dipimpin Prof. Ade Rosmana. Pakar tanaman itu menyimpulkan, pohon alpukat terserang hama cendawan, terutama saat kabut tiba. Kabut tersebut membawa cendawan, jelas penyuluh pertanian itu.
Hingga saat ini belum ada obat ataupun metode penanggulangan yang tepat. Karena itu, pohon yang mati sebaiknya diangkat kemudian diganti dengan tanaman baru. Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) yang dilapor masalah itu, meminta pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantaeng untuk segera mencari solusi agar petani tidak dirugikan. Kita harus segera mencari solusi agar masyarakat tidak dirugikan, pinta bupati pada pertemuan informal di kantor Kecamatan Ulu Ere, tepatnya Sabtu, 12 September 2009. Menurut pengakuan masyarakat, selama ini, pohon alpukat dihargai Rp 3 juta/pohon.
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our