Computer Application, Maintenance and Supplies

Tuesday, February 03, 2009

Bukan hanya Semen, Padi&Jagung ikut dikembangkan


Komisi II DPRD Kabupaten Pangkep yang dipimpin H. M. Yunus Kadir melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kabupaten Bantaeng. Komisi beranggotakan 8 orang yang didampingi Dinas Pertanian daerah penghasil semen itu melihat langsung sistem pertanian padi dan jagung yang dikembangkan di Butta Toa.



Rombongan yang diterima Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) di Rumah Jabatan Bupati pada Hari Selasa, 3 Pebruari 2009 tersebut juga melakukan peninjauan ke lahan Balai Benih Lamalaka. Di lokasi ini dikembangkan 20 jenis varietas padi unggulan.

Rombongan yang didampingi Staf Ahli Bupati Bantaeng Bidang Pertanian (Dr. Ir. Mukhtar Nawir) dan Kadis Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantaeng (Syafruddin Siata) juga meninjau kompleks sistem penanaman dan pengolahan serta pengeringan jagung di Kaloling Kecamatan Pa’jukukang.

Bupati Bantaeng dalam sambutan penerimaannya mengemukakan sejumlah program pengembangan pertanian, termasuk dukungan pengadaan pupuk yang mulai tahun ini akan dibangun gudang di setiap kecamatan.

Melalui gudang di setiap kecamatan itu, petani diharapkan tak kesulitan pupuk. ‘’Kami berharap, sebulan sebelum musim tanam, pupuk sudah ada di gudang,’’ jelas Bupati Bantaeng yang juga mengemukakan penerapan penanaman sistem Legowo 21.

‘’Kita sudah meninggalkan sistem penanaman Tanggul Jajar karena dengan pola legowo 21, kita bisa hemat 50 persen. Selain itu, jumlah batang padi yang ditanam dengan sistem legowo mencapai 36 batang dibanding tanggul jajar yang hanya 25 batang/meter persegi.

Bahkan, tambah Bupati Bantaeng, setiap batang bisa menghasilkan 40 anakan. Keunggulan lainnya, terhindar dari hama tikus karena tegakannya teratur dan pada saat panen, ada space yang lebih enak, terangnya.

Bupati Bantaeng bahkan menyatakan kesiapannya untuk mensuplai bibit pertanian ke Pangkep. Sebab, daerah ini akan menjadi pusat bibit dan penangkaran benih. Untuk pengembangan kentang, Bantaeng memiliki fasilitas aeroponik yang merupakan sistem pembibitan kentang tercanggih di Asia Tenggara.

Bupati Bantaeng pada kesempatan itu, juga memperkenalkan rencana pengembangan Kota Bantaeng (The New Bantaeng) yang memanfaatkan Reklamasi Pantai. Bila mega proyek ini berhasil diwujudkan, bekas daerah pusat pemerintahan zaman Belanda ini akan menjadi pusat pertumbuhan di selatan Sulawesi Selatan.

Ketua Tim Komisi II DPRD Pangkep H. M. Yunus Kadir pada kesempatan itu menyambut baik keinginan Kabupaten Bantaeng untuk membantu pengembangan pertanian Kabupaten Pangkep. “Selama ini, Kabupaten Pangkep berkonsentrasi pada pembangunan fisik. Kini, potensi pertanian yang ada akan kembali dikembangkan. Karenanya kami berguru ke Bantaeng karena Bantaeng memiliki fasilitas dan sudah terbukti dalam pengembangan pertanian’’, jelasnya.

Selain pengembangan padi, Pangkep tertarik mengembangkan jagung. Makanya kami ke Bantaeng untuk melihat langsung sistem pengembangannya,’’ tambah Yunus yang menilai wilayah Pangkep memungkinkan untuk pengembangan jagung.

Tentang program Rp 1 miliar/desa, Bupati Bantaeng H. M. Nurdin Abdullah menguraikan, program yang menyentuh masyarakat itu disambut baik. Melalui program tersebut, masyarakat merencanakan sendiri kebutuhannya. Untuk mewujudkannya, disandingkan dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait.

Sedang untuk pengembangan pasarnya, setiap desa memiliki Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Lembaga ini berfungsi sebagai penyangga hasil produksi petani yang bekerja sama Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam bentuk Resi Gudang.

0 komentar :

Post a Comment

Your comments are inputs for our