Pembangunan Cekdam pengendali banjir di Sungai Balang Sikuyu Kelurahan Karatuang, Kecamatan Bantaeng dimulai. Sebagai tanda dimulainya proyek bernilai Rp 14 Miliar lebih tersebut, Wakil Gubernur SulSel (H. Agus Arifin Nu’mang) bersama Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) melakukan peletakan batu pertama pada hari Kamis, 3 September 2009. Peletakan batu pertama Cekdam setinggi 10 meter dengan bentangan 138 meter dan mampu menyimpan air 189 meter kubik itu disaksikan Kadis. Praswil SulSel (Abd. Latif), unsur Muspida, Satuan Kerja Pemrintah Daerah (SKPD) Kabupaten Bantaeng dan pejabat terkait lainnya.
Wakil Gubernur SulSel berharap, pembangunan Cekdam multi fungsi ini dapat berjalan sesuai rencana. Ia juga berharap kepada masyarakat di sekitar agar memberi dukungan sebab Cekdam ini memiliki arti penting yang tak hanya sebagai pencegah banjir di musim hujan tetapi juga menyimpan air di musim kemarau serta menjadi tempat rekreasi baru. Bila Cekdam ini selesai, akan melengkapi kompleksitas Kabupaten Bantaeng yang memiliki wilayah pegunungan, laut dan dataran rendah. Ia juga memuji kepiawaian Bupati Bantaeng yang mampu menyerap dana APBN.
Kemampuan lobi bupati patut diacungi jempol. Inilah hakikat otonomi daerah yang sebenarnya, sebab bupati mendapat dana tanpa membuat propinsi menjadi pusing, tambah Agus yang menilai Bupati Bantaeng mengetahui dan mengerti betul potensi wilayahnya serta memiliki kemampuan lobi untuk mengolah potensi yang dimilikinya. Agar Cekdam ini dapat dipergunakan dalam jangka panjang, ia berharap masyarakat tetap melakukan penghijauan dan melestarikan hutan yang ada sebagai pohon merupakan sumber air. Kondisi itu patut diperhatikan, terutama menghadapi perubahan iklim dalam beberapa waktu belakangan.
Sebelumnya, Bupati Bantaeng melaporkan pembangunan Cekdam dilakukan setelah dilakukan survey penyebab banjir yang melanda kota Bantaeng. Dari 8 sungai yang menjadi sumber air, sungai Balang Sikuyu memiliki andil paling besar terhadap banjir di kota. Karena itu, ia berharap, kehadiran Cekdam akan membebaskan kota Bantaeng dari banjir sekaligus menjadi penyimpan air pada musim kemarau dan dapat dijadikan area pariwisata. Ini juga dilakukan sebagai antisipasi gejala kekurangan air padahal daerah ini memiliki potensi air yang cukup baik.
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our