Computer Application, Maintenance and Supplies

Thursday, September 10, 2009

ada ka di Bantaeng ces, lagi kelola hutan ka bela


Mahasiswa dari Ryukoku University Kyoto Jepang belajar pengelolaan hutan di Kabupaten Bantaeng. Selain belajar pengelolaan hutan, mahasiswa yang berjumlah 6 orang yang dipimpin Katsura Tomoki juga melakukan pertemuan dengan lembaga terkait termasuk lembaga swadaya masyarakat (NGO). Para mahasiswa yang juga didampingi seorang Supervisor Prof Obayashi akan berada di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar sjk Kami-Jumat, 10-11 September 2009.



Katsura Tomoki, pimpinan rombongan itu mengatakan, kehadiran rombongannya di daerah ini ingin melihat dan merasakan dari dekat bagaimana sistem pengelolaan hutan dan keterkaitannya dengan masyarakat sekitar. Kami juga ingin melihat bagaimana Pemerintah Daerah melakukan pembinaan sehingga masyarakat tidak merusak hutan, meski potensinya tetap dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri, terangnya. Karena itu, mereka melakukan diskusi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantaeng (Ir. Akil Reza) serta personil Yayasan Jalarambang Indonesia. Usai berdiskusi, para mahasiswa kemudian melakukan kunjungan ke hutan desa Campaga di Kecamatan Tompobulu.

Hutan Desa Campaga merupakan hutan pertama di Indonesia yang dicanangkan Menteri Kehutanan (MS. Ka’ban) sejak Januari 2009. Hutan Campaga merupakan hutan lindung (hutan hujan tropis). Para mahasiswa dari negeri sakura itu juga mengunjungi Desa Bontolojong Kecamatan Ulu Ere yang merupakan kawasan pegunungan yang menjadi tempat pengembangan tanaman apel dan strawberry.

Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) menyambut baik keinginan mahasiswa Jepang untuk belajar masalah kehutanan di kabupaten berjuluk Butta Toa ini. Ini merupakan bentuk apresiasi dari negara maju tehadap negara berkembang yang memiliki segudang Sumber Daya Alam, urainya. Akselerasi ini, tambah bupati yang juga guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, diharapkan diikuti mahasiswa lainnya dari negara lain.

Beberapa waktu lalu, Bantaeng juga menerima sejumlah ahli dari Australia yang ingin membantu mengembangkan tanaman kakao dan peternakan. Masih menurut Bupati Bantaeng, kehadiran para mahasiswa atau siapapun dari berbagai negara itu diharapkan terjadi saling tukar pengalaman sehingga pengembangan ke depan bisa lebih baik.

0 komentar :

Post a Comment

Your comments are inputs for our