Pencarian terhadap korban hilang yang dilakukan oleh Tim SAR Gabungan telah dilaksanakan sejak Senin kemarin, tepatnya 22 Juni 2009 di sepanjang wilayah Perairan Kabupaten Bantaeng yang langsung berbatasan dengan Laut Flores.
Tim SAR yang tergabung dari beberapa Satuan Relawan telah melakukan pencarian semaksimal mungkin. Korban yang dinyatakan hilang bernama Sampara dan Asli yang masing-masing berusia 30 Tahun, menurut laporan telah melaut dengan tujuan mencari ikan melalui metode memancing. Namun Laporan baru masuk ke pihak Pemerintah Kabupaten Bantaeng setelah hari keempat mereka tidak kembali ke darat yakni tepatnya tanggal 21 Juni 2009. Selanjutnya laporan diteruskan ke Tim SAR, dalam hal ini BASARNAS dan segera menurunkan personil mereka yang tergabung dari SAR UNHAS, SAR UNM, SAR 45 dan BASARNAS itu sendiri serta dibantu dari Tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Bantaeng.
Pagi tadi, Tim SAR sempat menemukan sebuah Kail/Pancing yang diduga adalah milik dari korban hilang. Kail ditemukan setelah melakukan penyisiran wilayah pencarian di sepanjang wilayah perairan Bantaeng, Jeneponto dan Selayar. Kerja sama pun dilakukan untuk saling membantu proses pencarian, di antaranya adalah Tim SAR melakukan koordinasi dengan Pihak Pemda Kab. Bantaeng, Tim SAR Bantaeng, Polres Jeneponto, Polres Selayar, Tim SAR Selayar, Lantamal Makassar dan para Nelayan Bantaeng.
Setelah melakukan pencarian selama 2 (dua) hari berturut-turut hingga hari ini, Ketua Tim SAR Gabungan (Muhammad Anshari) yang berposko di Pantai Lamalaka Kabupaten Bantaeng melakukan Briefing dan Evaluasi Hasil Pencarian. Dalam Evaluasi tersebut turut dihadiri Ibu Kepala Kecamatan (Camat) Bantaeng Kabupaten Bantaeng dan Keluarga kedua korban yang ditinggalkan. Dalam Evaluasinya, Muhammad Anshari menyimpulkan bahwa pencarian akan dihentikan di Bantaeng untuk segera bergeser ke wilayah Jeneponto hingga perairan Galesong di Takalar. Sementara, hingga hari ini belum membuahkan hasil yang menggembirakan mengingat belum juga ada kejelasan mengenai kondisi korban yang telah hilang tersebut.
Berdasarkan PROTAP (Prosedur Tetap) Tim SAR Gabungan, bahwa setelah hilang selama kurang 6 (enam) hari, diputuskan untuk menghentikan pencarian. Namun tidak menutup ruang bagi semua pihak untuk tetap berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Tim SAR Gabungan bilamana ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. Dalam kesempatan itu pula, Ketua Tim mengungkapkan bahwa pihak Angkatan Laut Lantamal Makassar telah menghubungi Tim SAR Gabungan berkenaan rencana kedatangannya di Bantaeng untuk melakukan pencarian lebih lanjut yang mana salah satu utusan dari Angkatan Laut telah menjelaskannya dengan rinci dalam Briefing tersebut.
Beberapa kendala yang dihadapi selama proses Search and Rescue ini antara lain :
1. Perahu karet yang digunakan untuk mencari korban memiliki keterbatasan jarak tempuh mengingat ombak yang terlalu besar.
2. Tidak ada informasi yang pasti dimana titik/posisi sebenarnya kedua korban hilang atau pun tenggelam.
3. Demikian halnya dengan Speed Boat milik Dinas Perhubungan Kabupaten Bantaeng pun memiliki keterbatasan yang sama dengan Perahu Karet milik Tim SAR Gabungan.
4. Sesuai dengan PROTAP, dapat diasumsikan bahwa korban telah meninggal dunia bilamana tidak terdampar.
5. Dalam kondisi tersebut, selama pencarian tidak ditemukan tanda-tanda yang merujuk pada kepastian keberadaan korban, sehingga tidak dapat diambil keputusan apakah korban telah meninggal dunia atau tidak.
Hal yang patut diacungi jempol karena proses pencarian telah dilakukan semaksimal mungkin. Bahkan tidak sampai hari ini saja pencarian dilakukan, Tim SAR Gabungan hanya bergeser/berpindah tempat menuju perairan Jeneponto untuk melakukan pencarian selanjutnya. Kemudian oleh pihak Angkatan Laut Lantamal Makassar dan dibantu oleh Kapal Pencari milik Tim SAR dengan kapasitas lebih besar tetap melakukan pencarian di sepanjang perairan Bantaeng dan sekitarnya pada garis/jalur Kapal yang tidak dapat dijangkau hanya dnegan Perahu Karet saja.
Akhirnya, Tim SAR berpamitan pada keluarga dan pihak Pemda Kab. Bantaeng sebelum mengakhiri Briefing tersebut. Selanjutnya para relawan segera berkemas menuju Jeneponto. Harapan semua pihak, semoga korban mendapat petunjuk tersendiri dari Allah Swt sehingga tetap selamat Sehat Wal Afiat, Amin
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our