Sore yang riuh dari bunyi mesin kendaraan bermotor yang lalu lalang di sepanjang jalan kota Bantaeng. Hari yang cukup melelahkan bagi sebagian besar masyarakat Butta Toa setelah seminggu bergelut dengan kesibukan masing-masing baik di kantor, rumah, pasar, sekolah maupun tempat kerja lainnya.
Masyarakat kembali dikejutkan dengan bunyi Sirine yang meraung sebagai tanda telah terjadi peristiwa menegangkan dan menyedihkan. Para pengguna jalan yang tadinya amat lancar di sepanjang jalanan, seketika itu terhenti dan menyiapkan space kosong bagi mobil pemadam beserta krunya untuk dapat lewat. Pemadam Kebakaran identik dengan Raja Jalanan di kala terjadi kebakaran di suatu tempat. Dengan sigapnya sang sopir mobil pemadam kebakaran memutar setirnya kiri dan kanan meliuk kesana kemari bagai daun kelapa ditiup angin dan mencari area kosong untuk melewati kerumunan kendaraan lain di jalanan.
Buka jalan, kosongkan, biarkan kami lewat, teriakan sang navigator lewat pengeras suara mengisyaratkan kepada para pengguna jalan untuk memberi ruang baginya. Salah satu panggilan melalui telepon yang masuk di ruang pemantau Pos Pemadam Kebakaran Kabupaten Bantaeng. Pos 113 namanya, informan pun segera mengisyaratkan kepada masing-masing regu mobil, regu selang, regu penyiram, regu pembuka jalur, regu penolong, regu tandu, regu humas dan regu inspeksi agar segera ke Lokasi/Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sesuai telepon yang masuk atas nama Yusuf, kejadian berlokasi di Kampung Jatia, salaha satu kampung di Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng.
Mereka pun berangkat berbekal semangat, keahlian, keterampilan dan pengabdian terhadap pentingnya Tugas Kemanusiaan. Tim Ambae.exe yang turut serta dalam iring-iringan Pemadam Kebakaran pun segera meluncur dengan harapan meliput kejadian dimaksud.
Kami pun tiba di sana, namun sangat disesalkan karena telepon yang masuk tersebut untuk kesekian kalinya adalah telepon teror dan bohong. Masyarakat Kampung Jatia pun praktir jadi kaget dengan kehadiran Pemadam Kebakaran di area tersebut. Para Kru Pemadam Kebakaran bersama masyarakat Jatia terlihat geram dengan adanya telepon tersebut. Mengingat beberapa kejadian sebelumnya yang juga adalah hanya berupa telepon teror, ternyata beberapa waktu setelahnya kejadian yang sebenarnya terbukti dan benar-benar terbakar. Sehingga pihak Pemadam Kebakaran sangat menyesalkan kejadian ini. Dan mengingat kebakaran tidak terjadi kali ini, sehingga air untuk penyiraman api dikeluarkan dari tangki untuk diserahkan kepada masyarakat. Air tersebut ditransfer melalui selang ke Kolam Penampungan milik msyarakat. Mereka pun merasa senang dan terbantu dengan air tersebut. Semoga menjadi amal yang penuh berkah kepada Bapak dan adik sekalian, demikian diungkapkan salah seorang penduduk di Kampung Jatia.
Salah seorang pejabat dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bantaeng, Syahrul Bayan, S.STP (Bag. humas dan Protokol) yang hadir di lokasi kejadian menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan memohon kesediaannya untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan banyak pihak. Beberapa efek yang mungkin dapat ditimbulkan antara lain kejenuhan yang dirasakan oleh para kru Pemadam Kebakaran, ketidak tenteraman masyarakat terhadap kemungkinan lain dari fenomena kebakaran dan bisa saja menimbulkan perbedaan persepsi di mata masyarakat terhadap kehadiran Pemadam Kebakaran Kabupaten Bantaeng saat ini. “Lihatlah kondisi yang terjadi saat ini, jalanan menjadi macet akibat kehadiran Mobil Pemadam Kebakaran serta masyarakat luas yang memadati jalanan sehingga kendaraan yang akan melintas dari dan menuju Banyorang ekstra terhambat, demikian diungkapkan Syahrul Bayan kepada Tim Ambae.exe.
Mengantisipasi meluasnya kekeliruan terhadap kejadian ini, pihak Polisi Sektor (Polsek) Gantarang Keke segera melacak pelaku/penelepon dimaksud. Dan menurut informasi dari salah seorang Kru Pemadam Kebakaran (Sahlan), pihak Polres Bantaeng pun telah mendatangi Pos 113 untuk mengkorfimasi kejadian tersebut. Sekedar info, setiap telepon yang masuk di Pos 113 tentunya akan tercatat nomornya di pesawat telepon bernomor 113 tersebut. Sehingga untuk melacak pelaku teror tersebut, kemungkinan terbuka jalan terhadap pelacakan yang akan dilakukan pihak kepolisian, ungkap si Sahlan sang Relawan Api. Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi, nyawa kami jadi taruhannya demi nama kemanusiaan.
2 komentar :
Saya sangat salut akan keteguhan ini, teruslah berjuang saudaraku.........
Jangan pernah gentar dengan teror. Tetapi rapatkan barisan karena ini merupakan bagian daripada ibadah.
Wassalam
@Syahrul Bayan...
ma kasih atas sgala support dari kakanda
sukses sll menyertai from AMBAE
Post a Comment
Your comments are inputs for our