Perusahaan dari Negeri Jiran Malaysia (Sirim Berhad) menjajaki kemungkinan pengembangan rumput laut di Kabupaten Bantaeng. Penjajakan tersebut dilakukan dengan melihat langsung potensi rumput laut yang ada di daerah berjarak 120 Kilometer arah selatan Kota Makassar ini.
Untuk maksud tersebut, Kerajaan Malaysia mengutus Senior General Manager Marketing & Business Development Sirim Berhad (Dr. Hj. Abd. Rahim Saad). Vice President Marketing and Business Development Division (Asmadi Md. Said) yang tiba di Bantaeng bersama Ab Azid Hj. Che Ibrahim dari Pusat Pembangunan Usahawan Siswazah Malaysia dan Chief Operating Officer Algaetech Group of Companies (Ed Salman Dato’ Kasim) serta Deputy Vice Chancellor Student Affair & Alumni (Prof. Datuk Dr. Azarae Hj. Idris) menemui Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) di rumah jabatan Bupati Bantaeng pada hari Sabtu, 10 Oktober 2009.
Rombongan dari Malaysia tersebut juga disertai Plant Biotechnology-Plant Protection Universitas Hasanuddin (Prof. Dr. Ir. H. Baharuddin). Para pengusaha Malaysia itu menyatakan minatnya di bidang rumput laut. Tamu dari negeri tetangga itu juga menanyakan kopi, mahoni dan sejumlah potensi perkebunan lainnya yang memungkinkan untuk dikembangkan. Bupati Bantaeng menyambut baik kedatangan delegasi Malaysia yang meminati bidang rumput laut. Menurutnya, potensi rumput laut di Kabupaten Bantaeng tersebar sepanjang 21 Kilometer.
Potensi tersebut segera dibenahi dengan sistem sonasi untuk mencegah kesemrawutan disepanjang pantai. Selain itu, budidaya rumput laut juga akan ditingkatkan agar produksinya bisa bisa lebih baik. Bupati mengakui peningkatan kualitas tersebut terkendala masalah bibit. Oleh karena itu, Pemda Kabupaten Bantaeng membuat green desain pada 8 lokasi yang dibuat penangkaran agar Bantaeng dapat memproduksi bibit sendiri. Soal penataan dengan sistem sonasi, Nurdin Abdulah mengatakan “Penataan dilakukan melalui rekayasa teknologi yang akan dimulai 2010 nanti”. Ia berharap, pengusaha Malaysia itu menanam modal di daerah ini agar daerah ini tak hanya jadi pengekspor, tapi juga dapat membangun industrinya.
Selain rumput laut, Bantaeng juga memiliki dataran rendah yang dimanfaatkan untuk penangkaran bibit padi. Ini dilakukan untuk menjadikan kabupaten berjuluk Butta Toa ini menjadi Kabupaten benih berbasis teknologi. Ke depan, beras Jepang juga akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Negara Matahari Terbit itu. Sedangkan pada dataran tinggi, kini dikembangkan strawberry dan apel selain kentang, sawi, col dan sayuran lainnya yang sudah lama dikenal masyarakat.
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our