Bupati Bantaeng (H. M. Nurdin Abdullah) bersama Direktur Utama PT. Wijaya Lestari Perkasa (Suwanly Darmawan) dan Kepala Operasional Gas Domestik Region V Pertamina UPMS VII Makassar (Maryadi) dan SPI Pertamina UPMS VII (Budi Darmawan), melakukan peletakan batu pertama pembangunan Stasiun Pengisian Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Kecamatan Pa'jukukang pada hari Rabu tanggal 11 Pebruari 2009.
Selain peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan fasilitas gas elpiji untuk kebutuhan rumah tangga tersebut, Bupati Bantaeng bersama Presiden Direktur PT. Dragon Land Lim Yong juga melakukan penandatantangan naskah kerja sama dimulainya investasi di bidang pertanian, khususnya jagung olahan untuk Industri Pakan Korea.
Investasi di bidang pembangunan SPPBE mencapai Rp 30 miliar yang akan selesai dalam tempo 100 hari. Sedangkan investasi di bidang industri pengolahan jagung yang mematok areal seluas 31 ribu Ha dengan system mekanisasi itu menghabiskan dana sebesar Rp 100 miliar pada tahap pertama.
Pembangunan SPBE merupakan antisipasi program pemerintah yang melakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji. Dengan pembangunan ini, masyarakat di Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Selayar tak kesulitan lagi untuk mendapatkan kebutuhan gas rumah tangga tersebut.
Direktur PT. Wijaya Lestari Perkasa mengatakan, SPPBE yang dibangun di Bantaeng berkapasitas 100 ton/hari yang pada tahap awal, pihaknya akan melakukan pengisian tabung berkapasitas 3 kg.
General Manager PT. Pertamina UPMS VII yang diwakili Kepala Operasional Gas Domestik Region V, Maryadi mengatakan, tahap pertama pelaksanaan konversi dilakukan di Jakarta (Jawa) sejak 2006 dan kini sudah mencapai 100 persen.
Mulai 2008, program konversi ini seharusnya di luar Jawa , namun terkendala logistik pengadaan tabung sehingga mengalami penundaan. Tahun ini (2009) dimulai di Kabupaten Bantaeng yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan elpiji untuk 6 kabupaten di selatan Sulsel.
Selain pelayanan di wilayah selatan Sulsel, Pertamina berharap dapat menjangkau 15 daerah di Sulsel, urainya. Maryadi berharap, kehadiran SPPBE ini dapat menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini, sebab melalui konversi terjadi penghematan subsidi Rp 10 hingga Rp 20 triliun yang juga dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk subsidi lainnya.
Masih menurut Maryadi, selama ini pemerintah menghabiskan subsidi Rp 110 triliun yang habis dibakar. Ia berjanji akan melakukan sosialisasi untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar mengetahui program konvesrsi yang diharapkan sudah bisa dilakukan awal Juni atau Juli 2009.
Menyinggung soal ketersediaan stok, ia mengatakan Pertamina akan membangun tempat penampungan atau tangki timbun (stroge sprikal tank) yang mampu menampung 10 ribu metrik ton.
Sementara itu, Presiden Direktur PT. Dragon Land, Lim Yong mengemukakan, rencana pembukaan lahan seluas 31 ribu Ha yang diharapkan mampu menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
Menurut Lim Yong, selama ini Korea mengimpor bahan baku pakan dari Amerika dan Mexiko, Ia berharap, industri yang dibangun di Bantaeng dapat memenuhi kebutuhan industri pakan di Korea.
Industri berbasis teknologi mekanisasi ini akan menghasilkan 5000 metrik ton yang langsung dikirim ke Korea yang dikemas dalam bentuk bungkusan berkapasitas 50 kg.
Bupati Bantaeng menyambut baik kedua investasi yang dilakukan di wilayahnya. Kehadiran investor ini yang bersedia menanamkan investasinya sekaligus melengkapi investasi senilai Rp 40 miliar dalam bentuk industri pengalengan ikan.
Khusus kehadiran Dragon Land, Bupati Bantaeng menilai dapat menjawab keraguan petani di tengah krisis global. Hal ini akan memberi solusi, terlebih diarahkan pada pengembangan lahan kurang produktif.
Selain pengolahan dalam bentuk mekanisasi, Dragon Land juga akan membangun gudang dan alat pengering berkapasitas 3000 ton/hari serta pabrik pakan sapi. Ke depan, diharapkan lebih banyak lagi cabang perusahaan yang dibangun di daerah ini.
Bupati Bantaeng berharap, Kecamatan Pa'jukukang akan menjadi kawasan industri yang ditunjang jalan poros yang memadai. Jalan yang ada sekarang diperlebar 8 meter mulai dari Jeneponto hingga ke perbatasan Bulukumba menelan biaya Rp 240 miliar yang berasal dari bantuan Australia.
Bila program tersebut terlaksana dengan baik, perlahan tapi PASTI kejayaan Bantaeng akan kembali, terangnya. Usai peletakan batu pertama dan penanda tanganan naskah kerja sama, Bupati Bantaeng bersama mitranya melakukan peninjauan ke pelabuhan laut Mattoanging di Kecamatan Bissappu.
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our