Beberapa istilah seperti SLI, CrossFire, TurboCache, dan HyperMemory sudah tidak asing jika membicarakan video card. Tapi, apakah itu sebenarnya? B. Setyo Ryanto
TIDAK TERASA, sudah satu tahun berlalu sejak terakhir kali rubrik “Know-How” membahas video card. Pada edisi 04/2007 yang lalu pembahasan mengenai video card. Kesempatan kali ini mengulas dari beberapa perta nyaan yang sering dimiliki oleh end-user. Terutama untuk kapasitas memory yang terpasang Dan konfigurasi dual atau multi-video card.
VRAM
Video RAM atau disingkat dengan VRAM sebetulnya hanya sebutan yang untuk lebih mudah membedakan antara sistem memory atau RAM yang terinstalasi pada motherboard dengan kapasitas RAM yang tersedia pada video card. Keduanya sebetulnya memiliki banyak kesamaan. Hanya saja pada VRAM, terutama pada seri high-end menggunakan chip memory yang lebih cepat dibandingkan yang digunakan pada RAM system memory. Sebutan lainnya adalah Random Access Memory Digital-to-Analog Converter (RAMDAC).
Tidak jarang, end-user dibingungkan saat ingin mengetahui jumlah VRAM yang sebenarnya pada graphic card yang digu-nakan. Hal ini terjadi dikarenakan video card yang digunakan mengadopsi TurboCache untuk video card nVIDIA atau Hyper-Memory untuk video card dari ATi.
TurboCache
Metode teknologi yang digunakan pada nVIDIA TurboCache memungkinkan sebuah video card untuk menggunakan frame buffer memory, baik yang tersedia pada video card (VRAM) maupun sistem memory yang terinstal pada motherboard (RAM). Hal ini dimungkinkan menggunakan akses high-bandwidth yang cepat, yang disediakan oleh bus PCI-Express. Dengan bandwidth bidirectional dari PCI Express.
Pengembangan TruboCache ini sendiri ditujukan untuk memberikan ratio cost/performance yang lebih baik pada sebuah video card. Utamanya dengan mengurangi jumlah memory VRAM yang terpasang pada video card. Diperkenalkan kali pertama saat nVIDIA meluncurkan GeForce 6200. TurboCache Manager (TCM bertugas mengalokasikan jumlah memory yang diperlukan dari system RAM secara dinamis.
Tidak jarang, TurboCache membingungkan untuk kalangan end-user. Di mana end-user kesulitan untuk mengetahui dengan persis jumlah VRAM sebenarnya yang tersedia pada video card. Beberapa produk video card, baik pada produk itu sendiri maupun kemasan pembungkus dan terkadang spesifi kasi pada situs resmi, hanya memberikan informasi mengenai jumlah memory maksimal, baik VRAM plus maksimum RAM yang dapat dimanfaatkan TurboCache. Sering informasi yang diberikan mengecoh (calon) pembeli, dengan tambahan memory sekitar 16-128 MB, yang akan diakses dari RAM via TurboCache. Belakangan, beberapa produsen video card sudah mulai memberikan informasi yang lebih mudah dimengerti, dengan mencantumkan jumlah total memory VRAM saja.
HyperMemory
Teknologi yang digunakan oleh ATi untuk memanfaatkan RAM pada sistem memory sebagai tambahan framebuffer memory. Hal ini dimungkinkan memanfaatkan kecepatan data transfer yang dimungkinkan, semenjak digunakannya interface PCI Express.
Tujuan digunakannya HyperMemory juga untuk menekan ongkos produksi dengan mengurangi jumlah VRAM yang terterpasang pada video card, khususnya pada segmentasi value. Beberapa video card ATi dengan HyperMemory biasanya terlihat dari tambahan nama di bagian belakang, di antaranya seperti HM, LE, dan SE.
Seperti juga pada TurboCache, beberapa produsen juga tidak memberikan informasi sebenarnya tentang jumlah VRAM yang sebenarnya tersedia pada video card. Kebanyakan mengklain memiliki RAM misalnya 512 MB, dengan catatan yang perlu diingat, jumlah memory ini adalah gabungan antara VRAM dan system memory RAM pada motherboard yang diakses dengan HyperMemory.
HyperMemory banyak digunakan selain pada graphic processor untuk desktop PC, juga pada graphic controller Mobility Radeon yang digunakan pada notebook. HyperMemory juga digunakan pada chipset Radeon Express dengan graphic controller yang terintegrasi.
Multi-Graphic Card, SLI vs CrossFire
Konfigurasi dual video card sudah lama diperkenalkan. Dan perkembangannya membuatnya tidak lagi terbatas untuk mengonfigurasikan hanya maksimal 2 VGA card. Dengan CrossFireX dari AMD dan 3-way SLI dari nVIDIA memungkinkan mengonfigurasikan lebih dari dua video card. Berikut penjelasan selanjutnya.
SLI
Awalnya dikembangkan oleh 3dfx, sejak tahun 1998 untuk produk Voodoo 2. Pengertian awal dari SLI adalah Scan Line Interleaving, bekerja dengan cara yang berbeda dengan SLI sekarang. Masing-masing GPU mengerjakan line yang berbeda. Katakanlah GPU1 mengerjakan line ganjil, dan GPU2 mengerjakan line genap. Kemudian, pada tahun 2007, nVIDIA membeli 3dfx, berikut teknologi SLI-nya, dengan beberapa pembaruan konsep hingga menjadi SLI, Scalable Link Interface, yang kita kenal sekarang.
Pada kebanyakan konfi gurasi SLI, video card bertukar informasi melalui SLI bridge. Kebanyakan komunikasi antara video card memang tidak melalui bus PCI Express. Ini menyebabkan bus bandwidth yang digunakan pada PCI Express tidak akan berpengaruh banyak, katakanlah membandingkan kinerja dengan PCIe x8 dengan PCIe x16. Hal ini memang berlaku untuk kebanyakan video card nVIDIA. Kecuali pada beberapa seri mainstream, yang tidak mutlak memerlukan SLI bridge dan dapat memanfaat bus dari PCI Express. Beberapa contoh di antaranya adalah GeForce 6600 (kecuali 6600 GT), 7100, dan 7300 series.
Pada awal nVIDIA memperkenalkan SLI, salah satu syarat utama adalah menggunakan dua buah video card yang identik, baik GPU yang digunakan, dengan clock GPU yang sama, VRAM clock dengan jumlah dan jenis RAM yang sama, BIOS dan kemungkinan besar juga merek yang mengeluarkan produk video card tersebut. Namun sesuai dengan perkembangan, syarat untuk dapat menikmati konfi gurasi SLI sedikit lebih mudah. Mulai dari driver nForce 8.xx, sudah tidak lagi mewajibkan menggunakan dua buah video card yang identik. Video card
dengan BIOS yang berbeda masih dapat dikonfigurasikan dengan SLI, dan ini memungkinkan untuk menggabungkan dua buah video card dari produsen yang berbeda, selama keduanya menggunakan GPU yang sama.
SLI pun juga tidak lagi hanya untuk menggabungkan dua video card. Dengan mulai diperkenalkannya konfi gurasi Quad SLI dan selanjutnya 3-way SLI, memungkinkan penggunanya lebih leluasa. Namun, tidak semua video card keluaran nVIDIA dapat dimanfaatkan untuk semua konfigurasi SLI. Untuk Quad SLI, tidak berarti menggunakan empat buah video card yang dipasang secara bersamaan pada motherboard. Konfigurasi Quad SLI dilakukan dengan cara menggunakan dua buah video card yang masing-masing menggunakan dua GPU. Contohnya adalah menggunakan dua buah graphic card 7950GX2 untuk Quad SLI. Jika membandingkan dengan perkembangan ATi CrossFire yang sudah memiliki alternatif CrossFireX, disinilah kekurangan sementara dari konfi gurasi multi-video card nVIDIA.
Sedangkan, untuk 3-way SLI juga tidak dapat dilakukan oleh semua video card. Untuk sementara yang memungkinkan untuk dikonfigurasikan dengan 3-way SLI adalah GeForce 8800 GTX dan GeForce 8800 Ultra. Hal ini disebabkan bridge connector baru yang perlu digunakan. Ini juga menyebabkan video card juga memiliki interface SLI baru, yang tidak dimiliki oleh semua video card nVIDIA terdahulu.
Untuk urusan kinerjakonfi gurasi SLI (dalam semua jenis) memang memperlihatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan pesaingnya. Sayangnya, dengan mengonfigurasikan multi-video card secara SLI, kesemua video card hanya memungkinkan memberikan output pada single display. Di sini penggunanya benar-benar hanya diberikan dua pilihan saat menggunakan multi graphic card, antara meningkatkan kinerja atau kebutuhan menampilkan dalam multiple display.
Konfigurasi SLI dari nVIDIA dapat bekerja dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada konfigurasi yang digunakan. Tepatnya ada empat macam, lebih jelasnya sebagai berikut:
SFR (
Pada SFR setiap frame dikerjakan oleh kedua GPU pada saat bersamaan. Masing-masing frame dibagi menjadi tepat dua bagian. Setengah bagian pertama dikerjakan oleh GPU1 dan setengah bagian sisanya dikerjakan oleh GPU2. Ini akan meningkatkan kecepatan frame rate yang dihasilkan. Mode SFR dilakukan pada konfi gurasi SLI menggunakan dua buah video card atau 2 GPU dalam satu video card.
AFR (Alternate Frame Rendering)
Membandingkan AFR memang ada kemiripan dengan cara kerja SLI awal yang dikembangkan oleh 3dfx. Masing-masing GPU akan mengerjakan satu frame secara utuh. Saat GPU1 menyelesaikan frame 1, GPU2 sedang mengerjakan frame 2, GPU3 akan mengerjakan frame 3 dan begitu seterus nya.Ini akan meningkatkan kecepatan frame rate yang dihasilkan. Mode AFR ini biasanya digunakan pada konfi gurasi 3-way SLI.
AFR of SFR
Mode ini merupakan kombinasi antara AFR dan SFR yang digunakan pada konfigurasi Quad SLI. Di mana dua GPU bekerja sama mengerjakan sebuah frame secara SFR. Sedangkan, dua GPU lainnya mengerjakan frame berikutnya. Masih sama dengan SFR dan AFR, ini juga memungkinkannya menghasilkan frame rate yang lebih tinggi.
SLI AA (Anti-Aliasing)
SLI AA ini berbeda jika dibandingkan mode sebelumnya. Tidak ditujukan untuk meningkatkan frame rate. Mode ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan. Dengan mode SLI AA, kemampuan anti-aliasing dapat ditingkatkan. Katakanlah dari 8x AA dengan single video card, menjadi hingga maksimal 32x AA dengan mode SLI AA.
CrossFire
CrossFira adalah konfi gurasi multi-video card yang digunakan ATi. Jika SLI generasi awal mewajibkan penggunaan dua buah video card yang identik, maka sejak awal diperkenalkannya CrossFire, syarat ini tidak diperlukan. CrossFire menggunakan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan SLI.
Pada generasi awal penggunaan CrossFire, juga memiliki beberapa keterbatasan yang cukup menghambat penyerapan implementasinya. Di generasi awal, dibutuhkan videocard CrossFire Edition sebagai master card dalam konfigurasi CrossFire generasi awal, untuk mengendalikan slave card. Pada card CrossFire Edition, video card dilengkapi dengan chip tambahan yang disebut compositing engine. Chip tambahan tersebut yang bertugas untuk menggabungkan hasil rendering dari dua video card. Hal ini berlaku pada CrossFire dengan Radeon X800 series.
Masih ditambah dengan dibutuhkannya cable dongle untuk komunikasi dua video card tersebut. Dongle tersebut berupa external cable yang menghubungkan kedua video card yang dikonfigurasikan secara CrossFire. Cable yang disebut DMS-59 atau DMS. Memiliki port interface mirip dengan DVI, namun dengan jumlah pin yang lebih banyak untuk dihubungkan ke slave card. Dan di ujung kabel yang lain menggunakan port konektor yang disebut VHDCI (very high density cable interconnect). DMS ini menghubungkan output DVI dari slave card untuk kemudian digabungkan dengan output dari master card oleh compositing engine yang terdapat pada master card.
Baik SLI maupun CrossFire juga mulai diperkenalkan, berkat mulai digunakannya bus PCI Exprees untuk interface video card. CrossFire juga telah mengalami perkembangan, seiring dengan waktu. Konfi gurasi CrossFire juga memiliki beberapa pilihan konfigurasi alternatif, yaitu: CrossFire, Native CrossFire dan CrossFireX. Perkembangan konfiguasi CrossFire ini juga memberikan kemudahan dalam penggunaannya.
Konfigurasi multi video card dengan CrossFire dapat dikonfigurasikan dalam mode sebagai berikut:
Scissors
Jika pada SLI menggunakan mode SFR (Split Frame Rendering), mode Scissors memang memiliki banyak persamaan cara kerja dengan SFR. Perbedaan utama dikarenakan CrossFire memungkinkan konfi gurasi multi graphic card dengan GPU yang berbeda. Scissors pada CrossFire menggunakan metode dynamic load balancing, sehingga proses rendering per frame tidak dibagi tepat setengah bagian. Pembagian rendering frame dilakukan dengan memperhitungkan perbedaan kemampuan GPU pada kedua video card. Hal ini dilakukan, agar GPU1 yang lebih cepat dapat menyelesaikan bagian frame yang di-render tepat saat GPU2 telah menyelesaikan bagian frame yang di-render.
SuperTiling
Sesuai dengan namanya maka sebuah gambar atau frame dibagi menjadi kotak-kotak kecil masing-masing dengan ukuran 32x32 pixel. Dapat dibayang
Masing-masing GPU akan mengerjakan tile berukuran 32x32 pixel tersebut. GPU yang lebih cepat, tentunya akan mengerjakan jumlah tile potongan gambar yang lebih banyak.
Alternate Frame Rendering (AFR)
Mode yang sama digunakan pada konfi gurasi SLI, di mana GPU1 mengerjakan sebuah frame, maka GPU2 akan mengerjakan frame berikutnya. Pada mode ini, CrossFire tidak lagi melakukan dynamic load balancing. Akan lebih ideal jika mode ini dilakukan dengan menggunakan multi-video card dengan kinerja yang seimbang.
Super AA
Mode ini juga mirip dengan yang dimiliki konfi gurasi SLI. Oleh nVIDIA disebut SLI AA. Keduanya juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas gambar, tidak untuk meningkatkan kinerja ataupun frame rate yang dihasilkan. Dengan mode Super AA,
dapat meningkatkan AA hingga x14.
0 komentar :
Post a Comment
Your comments are inputs for our